Di tulisan kali ini, saya hanya ingin menceritakan lebih lanjut bahwa titik terendah dan melompat tinggi mencapai mimpi yang saya ceritakan sebelumnya, tidak hanya sebatas materi..
Tidak ada yang sempurna.. Karena setiap manusia di dunia punya kekurangan.. Balance, agar kita tidak terlena..
Mungkin salah satu diantara kalian merasa memiliki materi yang cukup atau lebih.. Tapi belum pernah merasakan indahnya bermain bersama bebek di kali.. Atau mungkin salah satu diantara kalian pernah merasakan senangnya mencari ikan di selokan untuk main masak2an, tapi belum pernah merasakan naik star cruise.. Balance!
Bahagia itu kita yang menciptakan.. Tergantung dari batasan yang kita tentukan.. Bebas :)
Jangan sedih.. Saya belum pernah keluar negeri.. Seindah2nya saya pergi, ke bali, 4x dengan biaya sendiri.. Sejauh2nya perjalanan saya, ke balikpapan, dengan biaya sendiri.. Bahagia ini saya yang ciptakan, bukan orang lain.. Bahkan saya pernah merasa senang sekali waktu saya hanya pergi ke atap gedung setinggi 27 lantai (kalau tidak salah), makan cemilan beli di mininarket, itu lebih menyenangkan daripada saya ke bali.. Sekali lagi, bahagia itu tergantung bagaimana kita merasakannya ;)
Maka kamu tenang saja.. Kalian semua adalah beruntung! Pasti kalian pernah merasakan hal2 menarik yang mungkin belum pernah saya rasakan.. Just enjoy ;)
Senin, 19 Maret 2012
berbagi..
Hari sabtu kemarin, entah mengapa hati saya tergerak untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial yg hari itu dilaksanakan oleh sebuah yayasan peduli anak indonesia. Kebetulan saya kenal dengan pemiliknya..
Hmm, berapa kali datang ke panti asuhan untuk sahur dan buka puasa bersama, kali ini saya merasakan hal yang berbeda.. Saya ingin berbagi..
Saya datang bersama dengan pacar saya ke sebuah kawasan di kota tua Jakarta. Panas, suasananya berbeda dengan ketika saya datang ke panti asuhan yang masih ada rumah, mesjid, bahkan aula..
Disini saya duduk beralas terpal di atas jalan.. Saya bernyanyi, mengajar.. Bukan mengajar ala guru yang pintar, saya hanya mengajarkan mereka membaca dan menulis bahkan mengeja huruf.. Mereka adalah pengamen jalanan.. Saat belajar, saya melihat salah satu anak menangis, Irma, 6 tahun.. Ketika saya tanya apa alasan dia menangis? Jawabnya adalah "Itu mama ngeliatin, saya ngga boleh belajar.. Saya harus kerja".. Miris, rasanya sediihhh sekali.. Lain lagi dengan Anis, perempuan manis yang tidak sesekali bicara membentak.. Senyum manis saja.. Semua ini bukan salah mereka..
Banyak diantara mereka yang selalu tertawa sepanjang saya duduk diantara mereka.. Mereka senang bisa belajar.. Meskipun setelahnya mereka harus tetap mencari uang.. Setidaknya, mereka bisa sedikit saja melepas beban untuk dapat tertawa bahagia..
Menurut saya, itu titik terendah dalam hidup mereka.. Mereka harus bangkit!! Masa depan mereka masih panjang..
Saya bukan manusia yang bebas dari dosa.. Bukan pribadi yang sering berbagi dengan mereka, para anak jalanan.. Bahkan seringkali saya tidak perduli.. Baru kali ini saya merasakan seperti ini, saya ingin berbagi, berada di tengah mereka.. Dan rasanya? LUAR BIASA! :)
Hmm, berapa kali datang ke panti asuhan untuk sahur dan buka puasa bersama, kali ini saya merasakan hal yang berbeda.. Saya ingin berbagi..
Saya datang bersama dengan pacar saya ke sebuah kawasan di kota tua Jakarta. Panas, suasananya berbeda dengan ketika saya datang ke panti asuhan yang masih ada rumah, mesjid, bahkan aula..
Disini saya duduk beralas terpal di atas jalan.. Saya bernyanyi, mengajar.. Bukan mengajar ala guru yang pintar, saya hanya mengajarkan mereka membaca dan menulis bahkan mengeja huruf.. Mereka adalah pengamen jalanan.. Saat belajar, saya melihat salah satu anak menangis, Irma, 6 tahun.. Ketika saya tanya apa alasan dia menangis? Jawabnya adalah "Itu mama ngeliatin, saya ngga boleh belajar.. Saya harus kerja".. Miris, rasanya sediihhh sekali.. Lain lagi dengan Anis, perempuan manis yang tidak sesekali bicara membentak.. Senyum manis saja.. Semua ini bukan salah mereka..
Banyak diantara mereka yang selalu tertawa sepanjang saya duduk diantara mereka.. Mereka senang bisa belajar.. Meskipun setelahnya mereka harus tetap mencari uang.. Setidaknya, mereka bisa sedikit saja melepas beban untuk dapat tertawa bahagia..
Menurut saya, itu titik terendah dalam hidup mereka.. Mereka harus bangkit!! Masa depan mereka masih panjang..
Saya bukan manusia yang bebas dari dosa.. Bukan pribadi yang sering berbagi dengan mereka, para anak jalanan.. Bahkan seringkali saya tidak perduli.. Baru kali ini saya merasakan seperti ini, saya ingin berbagi, berada di tengah mereka.. Dan rasanya? LUAR BIASA! :)
titik terendah.... mari bermimpi!
Setiap orang punya titik terendah.. Tapi semua diantara kita memiliki kemampuan untuk melompat setinggi2nya......
Saya, kamu, mereka atau siapapun, pasti pernah merasa jatuh. Bukan cuma cinta yang bisa jatuh kan? ;) Dan sebatas mana titik kejatuhan kita, hanya kita yang tau.. Hanya kita yang bisa merasakannya.. Bahkan kita dapat merasa menjadi orang yang paling kasihan dan menyedihkan di dunia.. Inilah titik terendah kita.. Merasa menjadi orang yang paling sial, bodoh, dan merasa kita hanya hidup sendiri..
Saya, juga punya titik terendah menurut saya.. Mungkin kalian bisa melihat saya sebagai pribadi yang biasa saja, berkecukupan.. Namun saya katakan sekali lagi bahwa saya, kamu, mereka atau siapapun punya perasaan di titik terendah, dimana kita merasa menjadi orang yang paling menderita meskipun sebenarnya tidak 'segitunya'..
Dari kecil, saya hidup bahagia.. Saya melewati masa2 hidup senang di sekolah, punya banyak teman.. Punya ayah ibu yang sibuk bekerja namun selalu memberi apapun yang saya minta.. Tapi saya bukan anak yang hidup dengan gaya yang berlebihan seperti mereka diluar sana yang bisa pergi keluar negeri, dll.. Dulu, almarhum ayah saya adalah wiraswasta (atau mereka menyebutnya pengusaha) yang terbilang sukses juga seorang yang aktif di politik dan ibu saya adalah seorang sekretaris wakil gubernur di bank ternama di Indonesia.. Dulu mobil keluarga saya banyak, BMW, Mercy, Jeep, Volvo, Toyota, apalagi? Banyaaakk ;) Saya senang jalan2 dan membuang2 uang untuk hal yang ternyata tidak penting.. Tapi saya senang membuat orang bahagia dengan membelikan sesuatu untuk orang lain.. Apa saya sudah cukup sombong? Hahaha :D
Tapi saya pernah merasa membeli shampoo pun sulit.. Saya tidak makan? Siapa yang tau? Uang saya 0 tapi saya harus pergi, lalu? Saya terbiasa pergi naik angkutan umum, saya bisa mengendarai mobil, tapi saat ini saya tidak punya mobil.. Saya pernah beli laptop dengan uang sendiri lalu saya jual lagi hehe..
Hidup saya berubah setelah Ayah saya meninggal dan memburuk ketika Ibu saya pensiun, ketika itu saya masih kuliah di UI (saya pinter kan? Hehe).. Kakak2 saya punya kehidupan sendiri dan saya punya seorang adik laki-laki.. Namun, sejak kecil saya senang jualan.. Jadi, ini dapat saya manfaatkan..
Beraaaat, sampai saya bisa lulus kuliah dan diwisuda.. Sampai disitu.. Saya tidak lagi menengadahkan tangan meminta uang.. Saya bekerja, mencari sendiri pekerjaan dengan mengandalkan ijazah saya, interview, psikotes, dll.. Bisnis.. Menangis, takut, tidak yakin, dll saya lewatkan.. Panjang cerita.. Sampai saya bisa meneruskan kuliah lagi sekarang, bayar sendiri.. Apa yang saya beli dari mulai saya kerja sampai saat ini (kira2 hampir 2tahun), saya beli sendiri, baju, tas, sepatu, handphone, ipod, jalan2 dll msh banyak.. Bahkan bayar kebutuhan dirumah dan uang kuliah adik saya pun saya ikut membantu.. Alhamdulillah.. Beli mobil? Very soon.. Doakan saya ya..
Disini saya bukan mau sombong atau apapun, serius! Tapi saya mau mengangkat semangat kalian.. Bahwa saya pernah merasa tidak bisa shampoan, saya tidak mau meminta uang, segitunya.. saya tidak bisa makan, tidak punya uang sepeserpun tapi harus pergi karena ada keperluan.. Saya pernah punya hutang.. Dengan kepercayaan, doa dan usaha, sekarang hidup saya jauh lebih baik.. Siapa yang tidak senang, 22 tahun, bisa beli apapun sendiri dan membiayai orang lain.. Karena apa kalau bukan karena berdoa, usaha, teruuusssssss dicoba?! Alhamdulillah.. (Memang saya punya teman yang terus support dan bantu saya, namun kembali lagi kalau bicara masalah materi, saya miliki semua ini karena perjuangan saya sendiri, bekerja.. tapi saya senang)..
Begitulah titik terendah saya dan saat ini saya sedang melompat setinggi2nya.. Jangan merasa hanya kamu yg menderita di dunia ini.. Menangis dan tersenyum itu biasa.. Yang tidak biasa adalah ketika kamu dapat merubah sebuah air mata menjadi simpul di bibirmu..
Mari bermimpi, angkat dagu, semangat dan wujudkan segalanya! :)
Saya, kamu, mereka atau siapapun, pasti pernah merasa jatuh. Bukan cuma cinta yang bisa jatuh kan? ;) Dan sebatas mana titik kejatuhan kita, hanya kita yang tau.. Hanya kita yang bisa merasakannya.. Bahkan kita dapat merasa menjadi orang yang paling kasihan dan menyedihkan di dunia.. Inilah titik terendah kita.. Merasa menjadi orang yang paling sial, bodoh, dan merasa kita hanya hidup sendiri..
Saya, juga punya titik terendah menurut saya.. Mungkin kalian bisa melihat saya sebagai pribadi yang biasa saja, berkecukupan.. Namun saya katakan sekali lagi bahwa saya, kamu, mereka atau siapapun punya perasaan di titik terendah, dimana kita merasa menjadi orang yang paling menderita meskipun sebenarnya tidak 'segitunya'..
Dari kecil, saya hidup bahagia.. Saya melewati masa2 hidup senang di sekolah, punya banyak teman.. Punya ayah ibu yang sibuk bekerja namun selalu memberi apapun yang saya minta.. Tapi saya bukan anak yang hidup dengan gaya yang berlebihan seperti mereka diluar sana yang bisa pergi keluar negeri, dll.. Dulu, almarhum ayah saya adalah wiraswasta (atau mereka menyebutnya pengusaha) yang terbilang sukses juga seorang yang aktif di politik dan ibu saya adalah seorang sekretaris wakil gubernur di bank ternama di Indonesia.. Dulu mobil keluarga saya banyak, BMW, Mercy, Jeep, Volvo, Toyota, apalagi? Banyaaakk ;) Saya senang jalan2 dan membuang2 uang untuk hal yang ternyata tidak penting.. Tapi saya senang membuat orang bahagia dengan membelikan sesuatu untuk orang lain.. Apa saya sudah cukup sombong? Hahaha :D
Tapi saya pernah merasa membeli shampoo pun sulit.. Saya tidak makan? Siapa yang tau? Uang saya 0 tapi saya harus pergi, lalu? Saya terbiasa pergi naik angkutan umum, saya bisa mengendarai mobil, tapi saat ini saya tidak punya mobil.. Saya pernah beli laptop dengan uang sendiri lalu saya jual lagi hehe..
Hidup saya berubah setelah Ayah saya meninggal dan memburuk ketika Ibu saya pensiun, ketika itu saya masih kuliah di UI (saya pinter kan? Hehe).. Kakak2 saya punya kehidupan sendiri dan saya punya seorang adik laki-laki.. Namun, sejak kecil saya senang jualan.. Jadi, ini dapat saya manfaatkan..
Beraaaat, sampai saya bisa lulus kuliah dan diwisuda.. Sampai disitu.. Saya tidak lagi menengadahkan tangan meminta uang.. Saya bekerja, mencari sendiri pekerjaan dengan mengandalkan ijazah saya, interview, psikotes, dll.. Bisnis.. Menangis, takut, tidak yakin, dll saya lewatkan.. Panjang cerita.. Sampai saya bisa meneruskan kuliah lagi sekarang, bayar sendiri.. Apa yang saya beli dari mulai saya kerja sampai saat ini (kira2 hampir 2tahun), saya beli sendiri, baju, tas, sepatu, handphone, ipod, jalan2 dll msh banyak.. Bahkan bayar kebutuhan dirumah dan uang kuliah adik saya pun saya ikut membantu.. Alhamdulillah.. Beli mobil? Very soon.. Doakan saya ya..
Disini saya bukan mau sombong atau apapun, serius! Tapi saya mau mengangkat semangat kalian.. Bahwa saya pernah merasa tidak bisa shampoan, saya tidak mau meminta uang, segitunya.. saya tidak bisa makan, tidak punya uang sepeserpun tapi harus pergi karena ada keperluan.. Saya pernah punya hutang.. Dengan kepercayaan, doa dan usaha, sekarang hidup saya jauh lebih baik.. Siapa yang tidak senang, 22 tahun, bisa beli apapun sendiri dan membiayai orang lain.. Karena apa kalau bukan karena berdoa, usaha, teruuusssssss dicoba?! Alhamdulillah.. (Memang saya punya teman yang terus support dan bantu saya, namun kembali lagi kalau bicara masalah materi, saya miliki semua ini karena perjuangan saya sendiri, bekerja.. tapi saya senang)..
Begitulah titik terendah saya dan saat ini saya sedang melompat setinggi2nya.. Jangan merasa hanya kamu yg menderita di dunia ini.. Menangis dan tersenyum itu biasa.. Yang tidak biasa adalah ketika kamu dapat merubah sebuah air mata menjadi simpul di bibirmu..
Mari bermimpi, angkat dagu, semangat dan wujudkan segalanya! :)
Langganan:
Postingan (Atom)